Alasan-alasan positip seseorang menjadi umat beragama, antara lain agar memperoleh kepastian keselamatan; mengingatkan dirinya sendiri bahwa TUHAN yang menciptakan serta mengatur segala sesuatu termasuk hidup dan kehidupan; kesadaran adanya TUHAN; ajaran-ajaran agama mampu sebagaipagar pembatas agar tidak jatuh serta terjerumus ke dalam cara-cara hidup yang buruk serta negatif; mampu mendorongnya agar berbuat kebajikan, membantu, menolong, memperhatikan sesama manusia berdasarkan kasih; dan lain-lain.
Dengan keyakinan seperti itu, bisa dipastikan bahwa, seseorang yang beragama dan sekaligus melaksanakan serta mengimani ajaran agama, maka akan mengalami perubahan pada hidup dan kehidupannya. Semuanya itu berarti, umat beragama, harus membuktikan bahwa hidup dan kehidupannya sesuai dengan ajaran agama.
Oleh sebab itu, agama harus juga berperan untuk perbaikan masyarakat dan persatuan dalam/pada masyarakat. Akan tetapi, seringkali atau bahkan sekarang ini, tokoh-tokoh sudah melupakannya!?
Peran Perbaikan Keadaan Masyarakat.
Kompleksitas permasalahan sosial dalam masyarakat dapat menimbulkan penyimpangan, ketidakpedulian terhadap sesama manusia, pelanggaran hukum, serta berbagai tindak kriminal lainnya.
Hampir semua bentuk-bentuk penyimpangan, pelanggaran, serta tindakan kriminal tersebut dilakukan oleh manusia yang beragama. Ini berarti ada manusia yang beragama tetapi ia sekaligus bertindak sebagai perusak hidup dan kehidupan masyarakat. Ia bertindak sebagai perusak karena mungkin saja tidak mempunyai penghayatan serta ketidaksetiaannya menjalankan ritus-ritus keagamaanya.
Pada sikon seperti itu, agama harus bisa berperan untuk merubah umatnya itu. Kehidupan masyarakat hanya bisa diperbaiki oleh pribadi-pribadi yang mengalami perubahan karena mendapat tuntunan keagamaan. Memang agama tidak mempunyai hak yudikatif terhadap pelanggar hukum-hukum sosial dan masyarakat. Akan tetapi, agama tetap mempunyai hak dan banyak sekali kemampuan untuk merubah manusia. Di sini terjadi, manusia yang berubah [karena peran agama] sehingga perubahan itu berdampak luas pada masyarakat.
Konflik yang diam, sangat mudah meledak menjadi kerusuhan sosial-rasial. Secara langsung maupun tidak, konflik telah menyebabkanpermusuhan yang diam antar umat beragama di luar wilayah konflik.
Akibatnya, masyarakat menjadi terpecah walaupun mereka tidak terlibat secara langsung dalam konflik umat beragama. Sikon seperti itu hanya bisa diperbaiki jika agama berperan sebagi pelopor persatuan masyarakat. Ini berarti, agama harus berperan sebagai alat untuk membangun hubungan baik antar manusia. Manusia yang berbeda agama bukan merupakan ancaman melainkan saudara.
Peran sebagai alat pemersatu masyarakat harus dimulai dari pribadi-pribadi yang terbuka, toleran, berwawasan luas, serta mempunyai kemampunan untuk melihat perbedaan sebagai kesejajaran dan kesamaan untuk membangun dan menuju kemajuan.
JAPPY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar