16 Desember, 2018

Natal 25 Desember: Menurut Gereja Katolik dan Protestan



Pernyataan Rasul Yohanes, secara sederhana, menunjukkan karya Yesus Kristus yaitu ke selamatan umat manusia; serta keselamatan melalui Yesus tersebut sebagai sesuatu yang mutlak. Ia bukan mengajar jalan keselamatan tetapi Ia adalah Jalan Keselamatan itu sendiri.
Ia adalah Juruselamat semua manusia. Seperti terungkap pengakuan berikut, “... jika engkau mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah TUHAN, dan percaya dengan hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka engkau akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku sehingga diselamatkan. Karena, TUHAN yang sama adalah TUHAN dari semua orang, sebab, siapa saja yang berseru kepada nama TUHAN, akan diselamatkan," Menurut pengikut-pengikut-Nya, keselamatan di dalam dan melalui Yesus Kristus adalah suatu kepastian karena merupakan tujuan dari semua pengharapan.

Proses kelahiran Yesus seperti manusia biasa, Matius 2:7; Galatia 4:4. Ia pun mengalami pertumbuhan dan perkembangan  manusiawi, Lukas 2:40-52; Ibrani 5:8; dan bertumbuh dalam lingkungan rumah dan keluarga, Markus 6:1-6. Namun yang membedakan-Nya dengan manusia biasa adalah Ia tanpa dosa. Ia mengalami proses perkembangan dan pertumbuhan sebagaimana manusia biasa; Lukas menulis tentang proses perkembangan Yesus dalam keluarga Yusuf dan Maria.
Tabib Lukas melaporkan [dalam Lukas 2:40, 51-52,] bahwa, "Anak [Yesus] itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya. Lalu Ia [Yesus] pulang bersama-sama mereka [ayah-ibu, Yusuf dan Maria] ke Nazaret; dan Ia tetap hidup [bertumbuh, berkembang] dalam asuhan [didikan, bimbingan, ajaran] mereka [ayah-ibu, Yusuf dan Maria].  Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara [semua proses hidup dan kehidupan yang dialami Yesus] itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.
25 DESEMBER sebagai HARI NATAL
Pertama. Tanggal 25 Desember, diperoleh melalui perhitungan sederhana berikut ini. Yesus mati disalibkan tgl 14 Nisan [dalam kalender Yahudi], yang sama dengan 25 Maret [kalender Yulian yang dipakai di Gereja Barat]. Karena setiap umur hidup manusia dipandang harus genap dalam hitungan tahun [tidak boleh kurang atau pun lebih beberapa hari atau beberapa bulan], maka hari kematian Yesus [25 Maret] disamakan dengan hari saat ia mulai dikandung Maria. Jika dari 25 Maret ditambah 9 bulan [umur bayi dalam kandungan], maka diperoleh hari kelahiran 25 Desember.Gereja Timur merayakan Natal pada 6 Januari karena sebab-sebab berikut. Gereja Timur, yakin bahwa tanggal 14 Nisan [kalender Yahudi] sama dengan tanggal 6 April [kalender Yulian], merupakan hari awal/pertama Maria mengandung Yesus. Ditambah 9 bulan dalam rahim Maria, maka Yesus dilahirkan 6 Januari [sama dengan perayaan Ephipania].
Kedua. Tanggal Hari Natal 25 Desember, diambil dari hari perayaan peringatan Dewa Sol Invicti [Dewa Matahari yang tak terkalahkan] yang sebelum kekristenan muncul sudah dipraktekkan di kawasan  kekaisaran Romawi kuno.Ritus pemujaan Matahari sebagai Allah adalah praktek lazim di kekaisaran Romawi kuno. Pada winter solstice 25 Desember, siang menjadi begitu panjang, sehingga sepertinya matahari tidak akan tenggelam lagi, mengalahkan kegelapan. Maka, lahirlah gelar Sol Invicti untuk matahari; dan 25 Desember dijadikan hari Natalis Sol Invicti, hari Natal sang matahari tak terkalahkan.
Catatan sejarah yang cukup lengkap tentang peristiwa menjelang kelahiran Yesus,  terungkap melalui tulisan Lukas dan Matius, dalam Luk 1:26 - 2:40; Mat 1:18 - 2:23. Akan tetapi, setelah peristiwa berdarah di Betlehem dan kembali dari pengungsian di Mesir, Mat 2:1-23; tidak ada catatan dari para penulis Injil. Demikian juga dengan riwayat Yesus sebelum berumur 12 tahun; namun ada catatan tentang perdebatan-Nya dengan para Ahli Taurat di Bait Allah, ketika Ia masih berumur 12 tahun.
Setelah peristiwa, itu sampai Ia berumur kurang lebih 30 tahun, tidak ada catatan dari penulis-penulis Injil yang tertuang dalam Perjanjian Baru. Sampai saat ini, tidak diketahui dengan pasti tanggal kelahiran Yesus di Betlehem;  tapi kepastian tahunnya didapat melalui peristiwa berikut.
Yohanes Pembaptis bekerja di tepi Sungai Yordan, pada 1 Oktober tahun 27 sampai bulan Agustus  tahun 28; ia membaptis Yesus; ketika berumur 30 tahun. Setelah bekerja selama tiga setengah tahun, Ia mati di kayu salib, pada Jumat, tanggal 14 bulan Nisan [Kalender Yahudi].
Hari Jumat, tanggal 14 bulan Nisan, sama dengan 7 April 30 dan 3 April 33 Kalender Masehi. Yesus mati ketika berumur 33 tahun; dan dibaptis pada tahun 27/28 M, berumur 30 tahun.
Artinya, pada tahun 27/28, Yesus sudah berumur 30 tahun; menunjukkan bahwa Ia dilahirkan sebelum tahun 1 Masehi atau 4 SM. Hari kematian Yesus diperingati sebagai Jumat Agung; namun berbeda tanggal setiap tahun, karena pada kalender Yahudi, hari Jum’at dan Paskah antara  tanggal 25 Maret dan 20 April. 
Silsilah Yesus dalam Matius 1:1-16 dan Lukas 3:23-38, menunjuk kelanjutan alur kronologis sejarah keselamatan dari PL ke dalam PB. Para penulis kitab-kitab PB [terutama Injil] menunjukkan bukti keberadaan Yesus Kristus sebagai manusia dan sekaligus Ilahi, selalu ditempatkan pada sikon yang hampir bersamaan.

MENURUT GEREJA KATOLIK
Tanggal 25 Desember adalah hasil dari usaha-usaha Para Bapa Gereja berdasarkan perhitungan kalender dan studi sejarah untuk mencari tahu mengenai tanggal kelahiran Tuhan kita Yesus Kristus yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan perayaan pagan non-Katolik. Tetapi, banyak umat Kristen dan non-Kristen menganggap bahwa perayaan kelahiran Yesus Kristus pada tanggal 25 Desember adalah sebuah bentuk adopsi terhadap perayaan pagan kekaisaran romawi.
Pertama-tama, dokumen Konsili Nicea I pada tahun 325 M sama sekali tidak berisi apapun mengenai Perayaan Natal.
Kedua, Natal bukanlah sebuah perayaan yang diadopsi dari perayaan pagan Kekaisaran Romawi. Pendapat bahwa Natal diadopsi dari perayaan pagan muncul pada abad ke-17 dari kalangan Protestan aliran Puritan di Inggris dan Presbiterian di Skotlandia. Kedua denominasi Protestan ini sangat membenci banyak hal-hal berbau Katolik atau yang memiliki asal-usul dari Gereja Katolik. Kemudian, seorang pendeta Protestan berkebangsaan Jerman bernama Paul Ernst Jablonski mendukung pernyataan dua denominasi di atas dengan mengatakan bahwa perayaan Natal adalah perayaan pagan romawi yang mengkorupsi dan memaganisasi Kekristenan yang murni.
Klaim-klaim yang dipaparkan adalah bahwa Natal diadopsi dari dua perayaan pagan, Perayaan Saturnalia untuk menyembah Dewa Saturnus dan Dies Natalis Solis Invicti (Birth of Unconquered Sun / Kelahiran Matahari tak tertaklukkan).
Banyak mitos beredar bahwa Saturnalia dirayakan pada tanggal 25 Desember sehingga orang-orang menganggap Natal diadopsi dari perayaan Saturnalia ini karena tanggalnya sama. Tetapi tidak seperti itu faktanya.
Perayaan Saturnalia adalah perayaan romawi kuno untuk penyembahan terhadap Dewa Saturnus. Pada permulaan bulan Desember, para petani sudah harus menyelesaikan segala aktivitas pertanian musim gugurnya dan kemudian dilanjutkan dengan penyembahan terhadap Saturnus dengan sebuah perayaan bernama Saturnalia.
  1. Saturnalia resminya dirayakan pada tanggal 17 Desember hingga 23 Desember.
  2. Kaisar Augustus menguranginya menjadi tiga hari sehingga instansi-instansi sipil tidak perlu tutup lebih lama dari seharusnya, dan
  3. Kaisar Kaligula menambahkannya menjadi lima
  4. Kaisar Klaudis mengembalikan perayaan ini seperti semula.

Jadi, mengapa dikatakan Natal diadopsi dari Saturnalia? Tidak ada tanggal 25 Desember pada Perayaan Saturnalia.
Perayaan Dies Natalis Solis Invicti ini adalah perayaan pagan romawi yang paling sering dijadikan dasar tuduhan bahwa Natal diadopsi dari perayaan Dies Natalis Solis  Invicti. Tuduhan ini sama sekali tidak memiliki substansi sejarah mengingat Natal telah dirayakan secara sederhana di katakombe-katakombe sejak abad-abad awal. Fakta berbicara sebaliknya dari mitos ini.

PERENUNGAN KITA
Terlepas dari pasti atau tidak pastinya tanggal 25 Desember sebagai tanggal asli kelahiran Kristus, Natal tetaplah merupakan Hari Raya yang ditetapkan Gereja Katolik [dan kemudian dilanjutkan/diwarikan oleh Gereja Protestan] untuk merayakan kelahiran Kristus berdasarkan usaha-usaha Para Bapa Gereja untuk menemukan tanggal historis kelahiran Yesus Kristus. Natal sama sekali bukan perayaan pagan yang diadopsi ke dalam Kekristenan tetapi sebuah perayaan yang berasal dari dalam Gereja Katolik.
Sekarang, pada sikon kekinianmu, dirimu mempunyai kebebasan untuk menolak atau pun mengakui siapa Yesus. Ia pernah hadir pada rentang masa lalu, dengan daya jangkau terbatas, serta dengan keterbatasan sebagai manusia. Ia adalah Yesus Sejarah,  dan kehadiran-Nya diakui secara universal.
Yesus masa lalu itu, pada banyak orang, telah menjadi Yesus Kekinian dan Yesus Masa Kini,  yang hadir serta ada dalam/di hati mereka. Mereka meyakini serta menerima itu dengan iman; IA adalah Yesus Iman, karena dengan iman manusia menerima DIA sebagai TUHAN dan Juruselamat; dan dengan itu siapa pun.

OPA JAPPY

Tidak ada komentar:

Posting Komentar