23 Desember, 2018

Ziarah Makam pada Umat Katolik dan Protestan


Anda pasti sudah pahami maksud Ziarah Makam atau Kubur, yaitu mengunjungi makam orang tua, kerabat, sahabat, dan lain-lain, kemudian menabur bunga, dan lain sebagainya.
Kebiasaan ziarah ke makam juga (sering) dilakukan oleh Orang Kristen, umat Kristen yang belatar etnis Timor/NTT, Minahasa, Maluku, dan juga pada Suku Batak yang beragama Kristen.

Secara khusus, pada orang-orang NTT (di NTT maupun diaspora), biasa melakukan ziarah ke makam pada waktu tanggal penting dari almarhum/ah, misalnya tanggal kelahiran dan kematian.
Mereka yang ada di NTT, dan relatif dekat dengan makam orang tua dan kerabat, maka ziarah ke makam,  merupakan suat kebiasan, bahkan cenderung sebagai kewajiban; hal tersebut mungkin sama pada suku-suku lainnya.
Khususnya, menjelang Hari Natal, tanggal 24 Desember, maka jika anda ada di Kuoang, maka sepanjang hari ini, semua pemakaman di sekitar Kota Kupang, ramai bagaikan pasar malam dadakan; karena ada semacam kewajiban, sebelum merayakan Natal, harus sowan ke orang tua. Dengan itu, bukan saja rumah di cat ulang dan tampak barang-barang baru, namun makam orang tua pun, dibersihkan, diberi bunga-bunga, lilin dan lain sebagainya.
Bagaimana dengan mereka yang diasporayang jauh  dari makam orang tua!? ada warisan kebiasaan yang tak terlupakan, yaitu menabur bunga (yang biasanya di tabur ada makam) di perempatan atau pertigaan jalan; dan itu sebagai lambang bahwa yang menabur tersebut telah ikut berziarah.
Nah ...
Walaupun ziarah ke makam (terutama pada Kristen Protestan serta mazhab atau sekte-sekte Kristen lainnya), tidak dilakukan (membaca) doa arwah, pujian, nyanyian; namun ada juga orang-orang usia lanjut yang masih suka menabur bunga dan minyak wangi di atas makan sambil bicara dengan/kepada yang ada di dalam kubur.
Memang dalam/pada umat Kristen Protestan serta mazhab atau sekte-sekte Kristen lainnya, tidak ada larangan untuk ziarah ke makam, namun juga tak ada perintah untuk ziarah ke makam.
Karena tidak ada larangan dan perintah tersebut, maka mereka yang berziarah ke makam pun, bisa melakukan ini - itu, tetapi tidak ada doaatau bercakap-cakap dengan yang telah meninggal, [karena menurut iman Kristen, ada batasan yang jelas antar hidup dan kematian; masing-masing telah terpisah, dan nanti hanya bisa disatukan pada akhir zaman].
Jadi, ziarah ke makam, pada umat Kristen (yang tanpa doa-doa) serta Katolik (dengaan atau ada doa-doa), terutama Kristen, umumnya merupakan warisan budaya - kebiasaan lama yang masih dipertahankan.
Untuk setiap umatat Kristen, yang melakukan ziarah ke makam, mempunyai satu kesamaan pandangan, yaitu merupakan tanda dan lambang menghormati dan penghormatan ke/pada mereka yang telah lebih dipanggil oleh Sang Empunya Hidup dan Kehidupan.
Opa Jappy

Tidak ada komentar:

Posting Komentar