Pada dasarnya, pada saat TUHAN Allah menciptakan manusia, Ia melengkapi mereka dengan semua kecerdasanan tersebut. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan pikiran serta adaptasi dengan sikon lingkungan hidup dan kehidupannya, pada masing-masing orang, kecerdasan-kecerdasan tersebut mengalami peningkatan maupun degradasi.
Pada seseorang, ada keunggulan di bidang spasial, kinestik, personal namun lemah pada bidang lain; demikian juga ada orang-orang yang unggul secara musikal, namun kurang pada bidang lain, dan seterunya. Semua kekurangan dan kelebihan, kelemahan dan kekuatan, merupakan suatu kekayaan yang melahirkan dinamika dalam hubungan antar manusia-manusia serta manusia-alam sehingga hidup dan kehidupan menjadi lebih bermakna.
Kecerdasan Linguistik. Manusia diciptakan sebagai makhluk beriteraksi satu sama lain. Salah satu cara berinteraksi adalah dengan kata-kata. Kecerdasan linguistik, dipahami sebagai kemampuan menggunakan bahasa kata-kata untuk berkomunikasi; atau kemampuan dan kreativitas yang memunculkan apa yang ada dalam pikiran menjadi kata-kata, kemudian disusun sebagai suatu sistem bahasa.
Kecerdasan musikal. Yubal adalah bapak seni dan instrumen musik. Ia tidak pernah belajar dari siapapun, namun dalam dirinya ada kecerdasan musikal sehingga mampu menciptakan musik.
Kecerdasan logika [dan] matematika. Kecerdasan logika matematika, secara sederhana, ada pada hampir semua manusia.
Kecerdasan spasial. Hidup dan kehidupan manusia berada di dan dalam dimensi yang terlihat dan tidak. Dimensi yang terlihat, misalnya ada batas-batas tingi, panjang, luas, area dan arena yang terbatas secara geografis. Dimensi yang tidak terlihat atau imajinatif, ada batas-batasnya namun tidak terbentuk, misalnya tanggal, hari, waktu, era, dan masa. Dalam pikiran dan sikonnya, manusia bisa memahami perbedaan kemarin dan hari ini, namun ia tidak bisa menentukan batas geografis antara kemarin dan hari ini; manusia mampu menentukan batas imajinatif antara waktu lalu dan masa kini, dan seterusnya. Ia hanya bisa menentukan dan merasakan semuanya itu hanya ada dalam imajinasi.
Kecerdasan Kinestik, olah gerak tubuh. Merupakan kemampuan menggerakkan anggota tubuh sekaligus mengolahnya sehingga menjadi bahasa yang menarik perhatian orang lain. Mereka mampu, mengembangkan bahasa tubuh secara optimal, dinamis, kreatif pada saat yang tepat untuk menarik perhatian, menjadi tontonan, ataupun menolak sesuatu yang tidak disukai.
Kecerdasan personal. Kecerdasan personal, mampukan manusia memahami perasaan, hati, serta tempramen orang lain. Sehingga [secara relatif] mampu membangun relasi yang penuh kehangatan dan persahabatan dan apa adanya; dengan cepat mengenal dan menghargai orang lain sebagai bagian dari dirinya.
Kecerdasan intra-personal. Manusia mampu melihat jauh ke dalamdiri orang lain; tetapi juga [seharusnya] dapat mengasihi, melihat, memahami, mengerti potensi serta kemampuan dirinya sendiri. Kemampuan untuk melihat, memahami, mengerti diri sendiri itulah yang merupakan bagian kecerdasan intra-personal. Kecerdasan tersebut menjadikan manusia menemukan jatidirinya secara utuh sebagai ciptaan yang mempunyai tugas rangkap di dunia atau di mana saja ia ditempatkan TUHAN Allah.
Orang-orang yang bergabung dengan FPI (dan juga ormas sejenis), telah menunjukan serta menampilkan ke hadapan publik Nusantara (dan juga Dunia), bahwa mereka mempunyai ciri khas yang beda dengan umat beragama di planet Bumi.
Bahasa kata dan tindakan yang mereka perlihatkan benar-benar pure tidak masuk akal sehat (yang biasanya ada) pada orang-orang yang normal serta menjujung tinggi serta mempunyai nilai-nilai hidup dan kehidupan yang patut diteladani.
Beberapa rekan, dengan sinis menyatakan (pada intinya), bahwa, "Kelakukan FPI tersebut, bukan saja mempermalukan Islam dan Umat Islam di Dunia, tetap sekaligus menunjukan ketidakcerdasan mereka, ... ."
Apa iya, FPI itu tidak cerdas;!? sang ketua mereka adalah seseorang dengan latar pendidikan yang memadai; tak sedikit pentolan-pentolan FPI yang bergelar akademis S1, S2, serta mempunyai jabatan - gelar keagamaan yang tak semua orang punyai.
Ok lah, jika memang FPI itu adalah orang-orang yang cukup cerdas dan penuh kecerdasan, maka, berdasar ciri kecerdasan manusia (lihat suplemen, di atas) maka coba menelusuri, kecerdadasn model apakah yang diperlihatkan oleh FPI.
Kecerdasan Linguistik. Apakah FPI memiliki hal ini!? Coba simak Vido ini dan yang ada di sini; pada kedua vidio ini, memperlihatkan cara berbahasa petinggi FPI, yang penuh dengan kata-kata tak bersahabat, ancaman, bahkan ajakan untuk membunuh.
Jelas, FPI tak punya Kecerdasan Linguistik.
Kecerdasan Musikal. Mungkin ada, tapi yang bersifat ndandut, irama padang pasir, dan sejenisnya; jika lain itu maka adalah musik hasil prosuk setan. Akibatnya, FPI tampil sebagai penyarin dan penolak artis Manca Negara yang gaya musiknya beda dengan apa yang ada di kepala mereka.
Jelas, 50-50; FPI masih mempunyai Kecerdasan Musikal
Kecerdasan Logika [dan] matematika. Ini yang membingungkan; pada umumnya FPI bertindak di luara logika kemanusiaan yang normal. Sepak terjangnya, malah menakutkan dan membuat orang lain penuh ketakutan. Nah, makhluk apakah yang bisanya menakutkan ...!?
Jelas, FPI, katakanlah, pada umumnya selalu tampil tanpa logika Normal.
Kecerdasan Spasial.Jika ikuti tampilan FPI yang tanpa logika normal, maka mereka pun tak punyai Kecerdasan Spasial. Hal itu bagaikan orang-orang yang sudah kehilangan orientasi geografis, waktu, dan masa. Lihat saja, kemarin-kemarin, saat-saat Ramadhan yang ramah, damai, tenang, justru mereka mara dan bertindak amarah
Jelas, FPI tanpa Kecerdasan Spasial.
Kecerdasan Kinestik, olah gerak tubuh. Mungkin saja, kecerdasan ini ada pada FPI, sehingga mereka mampu menggerakkan anggota tubuh sekaligus mengolahnya sehingga menjadi bahasa yang menarik perhatian orang lain. Sayangnya, yang mereka lakukan bukan bahasa keindahan melainkan sepak terjang yang optimal, dinamis, kreatif pada saat yang tepat untuk menarik perhatian, menjadi tontonan, ataupun menolak sesuatu yang tidak disukai. Plus alat bantu yang mereka gunakan pun hebat yaitu fentung, batu, toa, dan sejenenisnya.
Jelas, FPI mempunyai Kecerdasan Kinestik untuk merusak, menghancurkan, memporak-porandakan, serta destruktif.
Kecerdasan Personal. Taka perlu dijelaksan dan berikan contoh; karena mungkin anda (saya yang lagi baca) mempunya pengalam bergaul dan mengenal mereka. Tapi, ada satu contoh yang menarik, yaitu orang FPI, jika kalah debat pasti akan (langsung) Takbir dan Kafirkan si lawan debat, juga nyiram dengan teh.
Jelas, FPI tak punya Kecerdasan Personal.
Kecerdasan Intra-personal. FPI adalah contoh paling nyata dari manusia yang mampu melihat jauh ke dalam diri orang lain; sehingga tak bisa mengasihi, melihat, memahami, mengerti potensi serta kemampuan dirinya sendiri. Padahal, kemampuan untuk melihat, memahami, mengerti diri sendiri itulah yang merupakan bagian kecerdasan intra-personal. Bisa saja, FPI tak bisa memahami dan mengerti jatidirinya secara utuh sebagai ciptaan yang mempunyai tugas rangkap di dunia atau di mana saja ia ditempatkan TUHAN Allah,
Jelas, FPI tak mempunyai Kecerdasan Intra-personal.
Bagaimana dengan Kecerdasan Spiritual - Keagamaan!? Pada umumnya, orang-orang yang ahli dalam/pada bidang agama, para ahli ugama, spiritualis/t menyatakan bahwa Kecerdasan Keagamaan, akan membuat seseorang lebih tenang, teduh, adem, membawa damai, dan juga berhikmat.
Di mana dan pada saat apa pun, ketika ia tampil, maka (ia) menjadi terang untuk orang lain atau sesamanya. Dalam arti kehadirannya menjadikan sesamanya merasa damai, aman, bahkan memunculkan aura ketenangan, ketenteraman, bukan saja kepada manusia namun semua makhluk.
Jika, Kecerdasan Keagamaan bermakna seperti itu, maka apakah telah diperlihatkan oleh FPI!? Tentu tidak atau jauuuuuuuuuuuh banget dari harapan.
Jelas, FPI tak menunjukan diri sebagai orang-orang yang mempunyai Kecerdasan Keagamaan.
Lalu, apa yang ada pada FPI!? Kecerdasan apakah yang mereka miliki, yang mampu ditampilkan agar benar sebagai Fron Pembela Keagamaan!?
Ku jadi bingung .... bagaimana dengan anda!?
[Tak] Perlu Bubarkan FPI
LEBIH dari setahun yang lalu, ku pernah menulis Keuntungan-keuntungan Jika FPI Tidak BUBAR; kenyataannya, seiring perjalanan waktu, jelas terlihat adanya keuntungan-keuntungantersebut. Anda bisa melakukan googling tentang sepak-terjang FPI, setahun belakangan, FPI terlibat (atau dilibatkan) ke/dalam banyak hal, termasuk urusan politik khusunya Pilkada.
Di samping itu, sepak pentung - sepak hajar dari/dan oleh FPI bukan lagi pada hal-hal berupa miras, maksiat atau sejenisnya, mereka pun hadir dan ada (serta ikut merusuh) pada penolakan pendirian tempat ibadah, menolak pertunjukan artis dari Manca Negara, serta mendobrak diskusi - dialog antar iman, bedah buku, serta mengobrak-abrik kegiatan waria.
Emang, FPI itu luar biasa .... FPI bisa masuk kemana-mana dengan gampang, kemudian meninggalkan korban, kehancuran, dan seterusnya.
Dengan demikian, sebagai gerakan pembela agama, entah direstui atau tidak, FPI patut ditidakbubarkan, karena apa yang mereka lakukan-buat berdampak postif; positif karena memunculkan trauma psikhologis, ketakutan, dan ketidakamanan. Siapa yang diuntungkan ....!?
FPI pun tak perlu bubar, karena akan menguntungkan TUHAN Allah; Ia tak perlu lagi menumpahkan murka-Nya ke/pada mereka yang berdosa dan melanggar Firman-Nya, karena sudah ada FPI yang mampu lakukan itu.
Dengan demikian, siapa yang melawan perintah Sang Ilahi, maka akan berhadapan dengan pasukan pentungan, kayu, besi, pengeras suara, teriak-teriak.
FPI telah mengharumkan nama Indonesia sebagai bangsa yang tak tahan melihat ketidakberesan di/dalam masyarakat. Karena FPI telah TAK MEMPERMALUKAN ISLAM dengan bahasa kekerasan - bahasa brutal - bahasa rusuh - bahasa kekacauan, melainkan bahasa konvoi, serang, pentung, sweeping, serbu, keroyokan, dan sejenisnya. Dengan cara-cara itu, siapa yang berani melawan FPI!?
FPI telah memperlihatkan DAMAI dan KEDAMAIAN; damai dan kedamaian tersebut hanya bisa terjadi jika semuanya sesuai dengan keinginan dan konsep-konsep FPI; di luar itu harus dimusnahkan.
PAHAM ente .....!? Ente Paham!?.
JAPPY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar