Sindrom adalah himpunan gejala atau tanda yg terjadi serentak, muncul bersama-sama, dan menandai ketidaknormalan tertentu; hal-hal yang biasanya secara bersama-sama membentuk pola yang dapat diidentifikasi. Jokowi - Ahok, kandidat gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta.
Jadi, …
Jokowi-Ahok Sindrom, adalah aneka kegiatan (tanda - kata - ulasan - bahasan - pemberitaan - publikasi - dan sejenisnya) tentang Jokowi Ahok, yang terus menerus sehingga menguasai ingatan publik, serta selalu muncul pada setiap interaksi (sosial - bisnis - percakapan - pergaulan - dan lain sebagainya).
Semua lapisan masyarakat Jakarta, bahkan Indonesia, dan (mungkin saja) dunia, mengalami deman Jokowi Ahok - Jokowi Ahok Syndrome. Dan ini bukan sekedar lucu-lucuan atau berlebihan.
Lihat, tak henti-hentinya pemberitaan Jokowi Ahok di aneka media cetak, media online, media televbisi; deman tersebut mulai media lokal sampai nasional, (dan juga) internasional yang berbahasa Indonesia.
Secara khusus, pada media online, terutama jejaring sosial, setiap news - posting - foto tentang Jokowi Ahok, pasti mendapat klik suka - tanggapan - komentar dari ratusan hingga ribuan orang. Termasuk kompas/iana, posting-posting yang ada hubungannya dengan Jokowi Ahok, pasti di baca banyak orang dan penuh tanggapan (sehingga jika kucingnya Jokowi Ahok sakit, bisa-bisa jadi bahan cerita; atau mereka salah bicara, pasti menjadi bahan omongan orang).
Dengan demikian, Jokowi-Ahok, telah menjadi soroton publik - pengetahuan publik - ingatan publik - bahan cerita/bahan omongan - yang tak pernah habis-habisnya. Sungguh sindrom yang yang luar biasa, tiada obat dan terobati; dan hanya bisa sembuh jika Jokowi Ahok, terpilih jadi Gubernur dan Wakil Gubernur.
Syndrome yang muncul di DKI tahun 2012 tersebut, ternyata tak hilang, malah semakin menjadi penyakit menular yang sangat tak berbahaya untuk masyrakat atau publik Jakarta. Kecuali, mereka yang masih menjadikan Jokowi-Ahok sebagai musuh, maka Jokowi Ahok Syndrome menjadi sesuatu yang merusak daya pikir, (karena setiap saat, mereka hanya memikirkan, mencari-cari salah dan kesalahan Jokowi-Ahok).
Semakin ke sini, ketika rakyat RI telah melihat sepak-terjang Jokowi-Ahok di DKI Jakarta, dan bisa dikatakan merupakan suatu awalkeberhasilan, maka mereka semakin tejangkiti Jokowi Ahok Syndrome yang akut. Mereka, para pecinta-pendukung Jokowi Ahok, mulai beani menceraikan-memisahkan Jokowi-Ahok; bukan berpisah karena ribut, ramai, beda pendapat atau konflik antar mereka berdua, melainkan Jokowi sudah tidak cocok (lagi) sekedar menjadi Gubernur DKI Jakarta. Jokowi harus diceraikan dari Ahok, agar ia menjadi Presiden Republik Indonesia.
JAPPY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar